Mencoba menghitung langkah kaki saat aku akan beranjak meninggalkan rumahku, dalam hati sudah kuniatkan, aku takkan menyianyiakan semuanya. Cukup tangis mereka sebagai korban, cukup tenaga mereka sebagai korban, dan cukup kasih sayang mereka yang sekali lagi aku biarkan.
Tak pernah aku berfikir Tuhan tak pernah adil padaku, karena semua keadilan itu terlihat nyata dipelupuk mata. Setiap langkah yang sudah tercatat sebagai sejarah takkan mungkin bisa aku ulang kembali, hanya bisa ku renungkan dan ku kenang.
Diujung februari, akan ku awali dengan mengingat semua senyum mereka, senyum yang mampu membangunkanku dari mimpi tentang sebuah kenyataan.
Selamat datang maret, selamat datang semester baru, selamat datang kenyataan, dan selamat datang senyum baru....
Tak pernah aku berfikir Tuhan tak pernah adil padaku, karena semua keadilan itu terlihat nyata dipelupuk mata. Setiap langkah yang sudah tercatat sebagai sejarah takkan mungkin bisa aku ulang kembali, hanya bisa ku renungkan dan ku kenang.
Diujung februari, akan ku awali dengan mengingat semua senyum mereka, senyum yang mampu membangunkanku dari mimpi tentang sebuah kenyataan.
Selamat datang maret, selamat datang semester baru, selamat datang kenyataan, dan selamat datang senyum baru....

0 komentar:
Posting Komentar